Memasuki Bulan Maulid, suasana syahdu semakin terasa. Tapi anehnya, ternyata ada yg 'kepanasan' dengan kondisi mayoritas masyarakat Indonesia yang gegap gempita merayakan _Maulid._
Yuk kita bahas!
Alasan mereka menyalahkan maulid.
1⃣ Maulid bukan Ajaran Islam
_Jawab : Lucu jika maulid dikatakan bukan ajaran Islam. Semua isi dari perayaan maulid Nabi SAW sebagaimana yang dilakukan mayoritas masyarakat dunia, merupakan ajaran Islam._
Apa saja isinya ?
```- Membaca shiroh / sejarah Nabi Muhammad SAW. Mana dalilnya ?```
وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ
dan Kami kisahkan kepadamu (kisah) para Nabi dan Rasul, ialah kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. _(QS. Hud : 120)_
```- Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Mana dalilnya ?```
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya senantiasa bersholawat atas Nabi, wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah untuk Nabi dan kirimkan salam penghormatan kepada beliau. _(QS. Al Ahzab : 56)_
```- Mendengarkan mauidzoh hasanah, untaian nasehat. Mana dalilnya ?```
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Katakanlah, apakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak tahu.” _(QS. Az Zumar : 9)_
```- Bersedekah makanan & minuman```
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ
Dari Abdullah bin 'Amr, ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, "Islam manakah yang paling baik?" Nabi SAW menjawab, "Kamu memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal". _(HR. Bukhori)_
Mana yang tidak sesuai ajaran Islam ? huehehe. kalem.
2⃣ *Nabi SAW dan para sahabat tidak pernah merayakan maulid.*
_Jawab : Yah ini mah sok tau namanya. Justru Nabi SAW sendirilah yang pertama kali merayakan hari kelahiran beliau dengan amal sholeh._
```- Nabi SAW merayakan hari kelahiran beliau dengan berpuasa.```
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الِاثْنَيْنِ فَقَالَ ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ
Dari Abu Qotadah ra. bahwa Rasulullah saw ditanya mengenai (alasan) puasa hari Senin, maka Beliau saw bersabda, “Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan.” _(HR. Muslim)_
Lihat, Baginda Nabi SAW ditanya mengenai alasan kenapa berpuasa Hari Senin, Beliau SAW tidak menjawab mengenai puasa Senin itu pahalanya begini, fadhilahnya begitu, tapi beliau menjawab _"dihari itu saya dilahirkan."_
Kalau hari kelahiran Nabi SAW tidak penting, kenapa beliau merayakannya dengan puasa ❓ Hayoo...
_si dia biasanya mulai 'crigis'... "kok harus dirayakan ??"_
*_Jawabannya adalah memang perintah Allah SWT._*
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا
Katakanlah, "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dengan itu hendaknya kalian bergembira." _(QS. Yunus : 58)_
*Apa kenikmatan yang paling besar ?*
_Jawabannya adalah Lahirnya Nabi Muhammad SAW._
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
Dan tidaklah Kami mengutusmu kecuali sebagau rahmat untuk alam semesta. _(QS. Al Anbiya : 107)_
*Bagaimana caranya bergembira atas nikmat Allah ?*
_Jawabannya adalah dengan amal sholeh._
```- Dawuh Al Hafidz Ibnu Hajar```
وَالشُّكْرُ لِلَّهِ يَحْصُلُ بِأَنْوَاعِ الْعِبَادَةِ كَالسُّجُودِ وَالصِّيَامِ وَالصَّدَقَةِ وَالتِّلَاوَةِ وَأَيُّ نِعْمَةٍ أَعْظَمُ مِنْ النِّعْمَةِ بِبُرُوزِ هَذَا النَّبِيِّ الَّذِي هُوَ نَبِيُّ الرَّحْمَةِ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ
Bersyukur kepada Allah bisa dicapai dengan macam-macam ibadah, seperti bersujud, berpuasa, bersedekah dan membaca Al Quran. Nikmat mana yang lebih agung melebihi datangnya Nabi ini pada hari itu. Beliau merupakan nabi rahmat. _(Al Hawi lil Fatawa juz 1 hal. 282)_
3⃣ *Kalau memang ada tuntunannya, berikan Al Quran / Haditsnya !*
Wah ini berarti gak faham kalau dalil di dalam Islam itu ada Al Quran, Hadits, Ijma' dan juga Qiyas.
Kalau dalil hanya Al Quran dan Hadits, lalu gimana kita zakat fitrah dengan beras ? Ada di Al Quran atau Hadits kah ?
Bagaimana dengan pengajian dengan diawali pembacaan ayat suci Al Quran dan sambutan dari Pak Lurah ? Apakah ada di Al Quran atau Hadits ?
Bagaimana hukum membaca doa iftitah dalam sholat, apakah ada di Al Quran atau Hadist ?
huehehe, please, tolong, pemikirannya jangan sempit begitu yaa.
tuh udah diterangin diatas, merayakan hari kelahiran Nabi, mengisinya dengan amal sholeh, merupakan ajaran agama Islam.
4⃣ *Apakah acara Maulid-an pernah dilakukan oleh Nabi dan Para Sahabat ?*
Hehehe jangan galak2, ampun.
Untung Nabi SAW gak galak seperti anda ya.
Kita lihat yuk apa dawuh beliau,
*- Apa yang dilarang Nabi ?*
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ.
Barang siapa yang membuat perkara yang baru di dalam perkara kami (agama), sesuatu yang tidak bersumber darinya (agama), maka ia tertolak. _(HR. Bukhori Muslim)_
*Apa yang dilarang Nabi SAW ?*
_Sesuatu yang tidak bersumber dari agama. Sedangkan perayaan maulid ? Semua isinya bersumber dari Nabi SAW ! Hayooo..._
*- Mana buktinya kalau kita boleh membuat suatu acara yang baik yang tidak pernah diperintahkan secara khusus oleh Nabi SAW ?*
Baca hadits ini !
عَنْ مُعَاوِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ مِنْ أَصحَابِهِ فَقَالَ: مَا أَجْلَسَكُمْ ؟ قَالُوْا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللهَ وَنَحْمَدُهُ علَى مَاهَدَانَا لِلإِسْلاَمِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا، قَالَ آللهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلاَّ ذَاكَ؟ قاَلُوْا وَاللهِ مَا أَجْلَسْنَا إِلاَّ ذَاكَ، قَالَ أَمَا إِنِّيْ لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ، وَلِكنَّهُ أَتَانِيْ جِبْرِيْلُ فَأَخْبَرَنِيْ أَنَّ الله يُبَاهِيْ بِكُمُ الْمَلاَئِكَةَ
Dari Muawiyah ra yang berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW pada suatu ketika keluar menuju suatu golongan yang berhimpun dari kalangan para sahabat, lalu Beliau SAW bersabda, _“Apakah yang menyebabkan kalian semua duduk ini?”_ Para sahabat menjawab, _“Kami duduk untuk berzikir kepada Allah, juga memuji pada-Nya karena telah menunjukkan kami semua kepada Islam dan mengaruniakan kenikmatan Islam itu pada kami._” Beliau SAW bersabda lagi, “Apakah, demi Allah, kalian semua duduk di sini hanya karena itu?” Sesungguhnya aku bukannya meminta sumpah dari kalian semua karena meragukan kalian, tetapi Jibril datang padaku dan memberitahukan bahwasanya Allah membanggakan kalian di hadapan para malaikat.” _(HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Nasai)._
_Hlo, Nabi SAW tidak memerintahkan, tidak menyuruh, tidak mencohtohkan, tapi sahabat membuat sendiri. Apakah Nabi SAW marah-marah sama seperti dia ? Kagak, hehe, karena acaranya baik dan tidak melanggar syariat._
5⃣ *Tidak ada ulama yang menyuruh peringatan Maulid Nabi !*
Hehehe, dihati2 kalau berpendapat ya...
Yuk simak,
```- Dawuh Imam Hasan al Bashri (w. 116 H)```
وددت لو كان لي مثل جبل أحد ذهبا لأنفقته على قراءة مولد الرسول صلى الله عليه وسلم
Seandainya aku memiliki emas sebesar Jabal Uhud, akan kuinfaqkan seluruhnya untuk acara pembacaan maulid Nabi SAW _(Maulidun Nabi lil Imam Ibn Hajar al Haitami)_
```- Dawuh Al-Imam al-Hafizh Abu Syamah al-Maqdisi (Guru Imam an Nawawi)```
أَفْضَلُ ذِكْرَى فِيْ أَيَّامِنَا هِيَ ذِكْرَى الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ. فَفِيْ هَذَا الْيَوْمِ يُكْثِرُ النَّاسُ مِنَ الصَّدَقَاتِ وَيَزِيْدُوْنِ فِي الْعِبَادَاتِ وَيُبْدُوْنَ كَثِيْراً مِنَ الْمَحَبَّةِ لِلنَّبِيِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَحْمَدُوْنَ اللهَ تَعَالىَ كَثِيْراً بِأَنْ أَرْسَلَ إِلَيْهِمْ رَسُوْلَهُ لِيَحْفَظَهُمْ عَلىَ سُنَّةِ وَشَرِيْعَةِ اْلإِسْلاَمِ.
“Peringatan paling utama pada masa sekarang adalah peringatan Maulid Nabi saw. Pada hari tersebut, manusia memperbanyak mengeluarkan sedekah, meningkatkan aktifitas ibadah, mengekspresikan kecintaan kepada Nabi saw secara maksimal, memuji Allah Subhanahu wata’ala dengan lebih meriah karena telah mengutus Rasul-Nya kepada mereka untuk menjaga mereka di atas Sunnah dan Syariat Islam.” _(al-‘Baits fi Inkar al-Bida’ wa al-Hawadits)_
```- Dawuh Ibn Hajar Al Asqolani (pengarah Fathul Bari syarh Shohih Bukhori)```
وَقَدْ سُئِلَ شَيْخُ الْإِسْلَامِ حَافِظُ الْعَصْرِ أَبُو الْفَضْلِ اِبْنُ حَجَرٍ عَنْ عَمَلِ الْمَوْلِدِ ، فَأَجَابَ بِمَا نَصُّهُ أَصْلُ عَمَلِ الْمَوْلِدِ بِدْعَةٌ لَمْ تُنْقَلْ عَنِ السَّلَفِ الصَّالِحِ مِنَ الْقُرُوْنِ الثَّلاَثَةِ، وَلَكِنَّهَا مَعَ ذلِكَ قَدْ اشْتَمَلَتْ عَلَى مَحَاسِنَ وَضِدِّهَا، فَمَنْ تَحَرَّى فِيْ عَمَلِهَا الْمَحَاسِنَ وَتَجَنَّبَ ضِدَّهَا كَانَتْ بِدْعَةً حَسَنَةً وَإِلَّا فَلَا
Syaikhul Islam Al Hafizh Abul Fadhl Ibnu Hajar ditanya tentang amaliyah Maulid, maka beliau menjawab : “Pokok utama dalam amaliyah Maulid adalah bid’ah yang tidak diriwayatkan dari ulama salaf as shalih dari tiga generasi (sahabat, tabi’in, dan atba’ut tabi’in).
Akan tetapi Maulid tersebut mengandung kebaikan-kebaikan dan sebaliknya. Maka barangsiapa yang berusaha meraih kebaikan dalam Maulid dan menjauhi yang buruk, maka termasuk bid’ah yang baik (hasanah). Jika tidak, maka tidak disebut bid’ah hasanah”. _(Al Haawi Lil Fataawa juz I hal. 282)_
```- Dawuh Ibnu Taimiyah```
فتعظيم المولد واتخاذه موسماً قد يفعله بعض الناس ويكون لهم فيه أجر عظيم لحسن قصدهم وتعظيمهم لرسول الله صلى الله عليه وسلم
“Adapun mengagungkan maulid dan menjadikannya acara rutin, itu dikerjakan oleh sebagian manusia, dan mereka mendapat pahala yang besar karena tujuan baik dan pengagungannya terhadap Rasulullah SAW”. _(Majmu’ Fatawa juz 23 hal. 134)_
```- Dawuh Ibnu Katsir```
وكان يعمل المولد الشريف في ربيع الأول ويحتفل به احتفالا هائلا
وكان مع ذلك شهما شجاعا فاتكا بطلا عاقلا عالما عادلا رحمه الله وأكرم مثواه
“Dan dia (Raja Mudhoffar) menyelenggarakan Maulid yang mulia di bulan Rabi’ul Awal secara besar-besaran. Ia juga seorang raja yang cerdas, pemberani kesatria, pandai, dan adil, semoga Allah mengasihinya dan menempatkannya ditempat yang paling baik." _(Bidayah wan Nihayah juz 13 hal. 136)_
```- Dawuh Imam Adz Dzahabi```
وكان متواضعًا ، خيِّرًا سنّيًا ، يحبّ الفقهاء والمحدّثين
“Dan adalah ia (Raja Mudhoffar) itu yang rendah diri, dan baik dan juga Sunni (Ahlus Sunnah Waljama’ah) dan ia mencintai Fuqaha’ dan Muhadditsin“.
(Siyar A’lam An Nubala’ juz 22 hal. 336)
Post A Comment:
0 comments: