Cari

Label "Sunnah"

Share it:
Kita jangan hanya fokus memberi label diri kita atau ustadz kita atau kajian kita dengan label "Sunnah". Kita harus berusaha dan berupaya agar perilaku dan akhlak kita benar-benar sesuai "Sunnah". Sungguh sangat disayangkan jika "Sunnah" itu hanya ada di status dan komentar kita, akan tetapi tidak ada dalam kehidupan kita sehari-hari di alam nyata. Sunnah itu bukan kelompok tertentu yang eksklusif. Sunnah itu suka persatuan dan membenci perpecahan. Sunnah itu bisa bekerjasama dan bersinergi dengan kelompok lain sesama muslim untuk kepentingan dan maslahat umat. Sunnah itu baik kepada orang lain, suka membantu, tidak mengganggu, wajahnya berseri-seri, tidak bermasam muka dan sinis. Sunnah itu bisa dipercaya dan amanat dalam bermuamalah. Sunnah itu mencari nafkah halal dan menghindari yang haram. Sunnah itu berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali silaturrahim, baik kepada keluarga, memuliakan tetangga dan suka memaafkan. Sunnah itu baik dan peduli kepada anak-anak yatim, fakir miskin dan orang-orang lemah. Sunnah itu berakhlak kepada guru dan tidak pernah melupakan jasanya. Sunnah itu memuliakan dan menghormati para ulama. Sunnah itu jauh dari sifat ujub, sombong dan tidak berbuat dzalim. Sunnah itu semakin rajin ngaji semakin mulia akhlaknya, baik perangainya, bersih hatinya dan suci jiwanya. Sunnah itu selalu melakukan muhasabah atau introspeksi dan mawas diri. Sunnah itu selalu mengedepankan akhlakul karimah dan menjauhi akhlak yang rendah dan hina. Sunnah itu tidak mudah menjatuhkan vonis sesat apalagi kafir kepada sesama muslim yang berbeda pendapat dengannya. Sunnah itu saling mengingatkan dan saling menasehati dengan sopan, akhlak, ikhlas, secara pribadi dan bukan melecehkan di depan umum apalagi bangga jika merasa berhasil menjatuhkan saudaranya. Sunnah itu bukan ibarat sebuah perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh orang atau kelompok tertentu yang dengan seenaknya memasukkan atau mengeluarkan siapa saja dari Sunnah. Sunnah itu saling mendoakan dan berharap kebaikan untuk saudaranya. Sunnah itu hubungannya dengan Allah baik dan dengan manusia juga baik. Sunnah itu meniru Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Salam dalam semua aspek kehidupannya; aqidah, ibadah, akhlak, muamalah dan lainnya. Sunnah itu menyibukkan dirinya dengan bertaubat dan beramal kebaikan sebagai bekal bertemu Robbnya. Sudah pantaskah kita memberikan label Sunnah kepada diri kita atau ustadz kita atau kajian kita ..?! Betapa banyak yang mengaku Sunnah tapi justru mencoreng wajah Sunnah..?! Ya Allah, bimbing kami agar selalu berada dalam barisan kekasihMu dan selamatkan kami dari barisan musuhMu, aamiin. Hamba Allah yang selalu berharap petunjuk, ampunan dan kasih sayangNya, juga selalu berdoa dan berharap mati husnul khotimah diatas Islam dan Sunnah


dikutip dari Majelis Ar-Raudhah Pusat
Share it:
Next
ALANGKAH BERUNTUNGNYA MEMPERINGATI MAULID NABI SAW Al Imam Hasan Al Bashri ra (wafat 116 H) iaitu generasi salafus soleh dan ayah beliau adalah pelayan kepada sahabat Nabi, Sayyidina Zaid bin Tsabit (penulis wahyu). Imam Hasan Al-Bashri pernah berjumpa sekitar 100 sahabat Nabi. Menurut Qatadah, Imam Hasan paling tahu tentang halal dan haram, pendapatnya adalah seperti pendapat Sayyidina Umar bin Khathab radliyallahu ‘anh, menjadi rujukan umat untuk bertanya . Menurut Sayyidina Hisyam bin Hasan, Imam Hasan Al-Bashri adalah paling 'alim di zamannya dan menurut Sayyidina Abu Umar bin al-‘Ala’, beliau adalah orang yang sangat fasih. Beliau mengatakan tentang betapa istimewanya Maulid Nabi, قال الحسن البصري، قدس الله سره: وددت لو كان لي مثل جبل أحد ذهبا لانفقته على قراءة مولد الرسول Seandainya aku memiliki emas seumpama gunung Uhud, niscaya aku akan menafkahkannya (semuanya) kepada orang yang membacakan Maulid Ar-Rasul”. - Kitab I’anah Thalibin (Syarah Fathul Mu’in) Juz. 3 hal. 415, karangan Al-‘Allamah Asy-Syekh As-Sayyid Dalam Kitab Madarijus Su’uud hal. 16, karangan Al-‘Allamah Asy-Syekh An-Nawawiy Ats-Tsaniy (Sayyid Ulama Hijaz). Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah (wafat 204 H). menuturkan bahwa peringatan Maulid Nabi akan mendapat kebaikan di sisi Allah. قال الشافعى رحمه الله من جمع لمولد النبى صلى الله عليه وسلم اخوانا وتهياء لهم طعاما وعملا حسانا بعثه الله يوم القيامة مع الصديقين والشهداء والصالحين “ Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “barangsiapa yang mengumpulkan orang ramai demi untuk melaksanakan perayaan Maulid Nabi صلى الله عليه وسلم karena kecintaan (ikhwanan) secara berjama’ah dengan menyediakan makanan dan berlaku baik, niscaya Allah bangkitkan di hari kiamat beserta para ahli kebenaran, syuhada dan para sholihin
Previous
Umat Yang diCintai Oleh Rosulullah SAW

Majelis Nurul Khairaat

aswaja

Post A Comment: